suatu waktu.. ketika hujan memberangkatkan kerinduan Perempuan itu.. dan senja menjadi gemata jingga dilangit barat si Lelaki.. merampas apapun yang diciptakan oleh hati mereka.. pada waktu.. pada angan dan pada keyakinan..
si Perempuan berkata, "aku merindukanmu sayang.. kita selalu dikehendakkan hujan ketika engkau sempatkan menemuiku.." Lelaki itu termenung.. mungkin ia bahagia.. atau mungkin saja ia justru bersedih..
Lelaki itu menjawab.. "aku dilahirkan dari tubuh penghujan sayang.. ketika penantian memanggilku untuk menghampirimu.. entahlah.. aku juga merindukanmu dalam senja-senjaku, ketika hujan tak pernah melepas dari langitmu.."
Perempuan itu beranjak.. merebahkan kepala pada nadi kerinduannya dan menatap hujan pada tepian atap lalu berucap.. "sayang.. mungkinkah hujan ini membiarkan hati kita dipenuhi dengan ingatan tentang cinta..?"
kembali.. Lelaki itu menengadahkan wajah.. menatap senja yang berangsur pudar.. menjadi gelap dalam warna yang sepertinya pernah ia kenal.. tentang cinta dan segala maklumatnya yang mampu melembabkan matanya..
hingga ketika lampu-lampu kota mulai dinyalakan, Lelaki itu berkata.. "sayang.. aku menghabiskan malam untuk memegahkanmu dalam cahayaku pada gemintang.. tersenyumlah atas segala cintaku dan ingatannya.."
Perempuan itu menangis.. tak sanggup mengingat apapun yang pernah ia ingat tentang cinta.. hanya Lelaki itu yang tampak dimatanya.. butiran airmata menetes lelah dipipinya, seolah itu adalah akhir dari kejatuhannya
bersamaan dengan itu.. si Lelaki kembali memeluk kesendirian diakhir senja dan menemui malam dengan bersembab, ketika si Perempuan menyeka airmata dipipinya untuk memahami mengapa malam itu menjadi begitu hangat dalam dekapan hujan..
si Perempuan berkata, "aku merindukanmu sayang.. kita selalu dikehendakkan hujan ketika engkau sempatkan menemuiku.." Lelaki itu termenung.. mungkin ia bahagia.. atau mungkin saja ia justru bersedih..
Lelaki itu menjawab.. "aku dilahirkan dari tubuh penghujan sayang.. ketika penantian memanggilku untuk menghampirimu.. entahlah.. aku juga merindukanmu dalam senja-senjaku, ketika hujan tak pernah melepas dari langitmu.."
Perempuan itu beranjak.. merebahkan kepala pada nadi kerinduannya dan menatap hujan pada tepian atap lalu berucap.. "sayang.. mungkinkah hujan ini membiarkan hati kita dipenuhi dengan ingatan tentang cinta..?"
kembali.. Lelaki itu menengadahkan wajah.. menatap senja yang berangsur pudar.. menjadi gelap dalam warna yang sepertinya pernah ia kenal.. tentang cinta dan segala maklumatnya yang mampu melembabkan matanya..
hingga ketika lampu-lampu kota mulai dinyalakan, Lelaki itu berkata.. "sayang.. aku menghabiskan malam untuk memegahkanmu dalam cahayaku pada gemintang.. tersenyumlah atas segala cintaku dan ingatannya.."
Perempuan itu menangis.. tak sanggup mengingat apapun yang pernah ia ingat tentang cinta.. hanya Lelaki itu yang tampak dimatanya.. butiran airmata menetes lelah dipipinya, seolah itu adalah akhir dari kejatuhannya
bersamaan dengan itu.. si Lelaki kembali memeluk kesendirian diakhir senja dan menemui malam dengan bersembab, ketika si Perempuan menyeka airmata dipipinya untuk memahami mengapa malam itu menjadi begitu hangat dalam dekapan hujan..
8 Februari 2015; Jam 1:33