Segala Cinta (2)



...

lalu.. segala apa yang ditinggalkan cinta dengan misterinya.. kepedihannya.. dan kesunyiannya.. adalah apa yang selalu dirindukan oleh hati yang mungkin dibutakannya.. tapi tidak ditulikannya dari semua yang kita namakan janji.. meskipun pada akhirnya angin membawanya pergi menuju kehampaan yang tersudut oleh kebosanan kita dalam memimpikannya..


engkau menuju dan berdiri dibukit itu untuk memahami sebuah rasa yang tak termaknakan oleh puisiku.. tak tersentuh dan bahkan tak tercairkan oleh jiwa yang menyelam diantara redup terangnya aksara di pena para pujangga.. hingga para bidadari surga terpaku lalu menulis diselendang haru birunya.. tentang kedustaan yang menyerupai kesetiaan dan menyapa cinta sebatas ia mengedipkan mata..


sesungguhnya engkau telah lama berdiri dibukit itu, diantara puncak puncak cemara yang memayungimu.. dan diantara riak air yang mengalir di sungai kecillnya.. namun tak satupun sesuatu kau dengar.. dari pucuk cemara yang hanya bisu dalam bijaknya.. dari gemericiknya yang hanya mengisyaratkan kerinduan yang terhanyut indah dalam alirannya.. lalu.. kembali semua terhening.. dalam kesetaraan yang tak terungkap.. tentang cinta..

kembalilah pada sudut kota yang sempat tertinggal itu.. menuju riuh redamnya.. menuju lampu lampu temaramnya, dengan cinta yang masih tergenggam.. terangilah dan lihatlah.. masih ada satu keinginan diantara debu debunya yang terserak.. pada sebuah keputusan yang sempat meredakan penderitaan.. keputusan bahwa engkau masih terjaga dari apa yang dinamakan penyesalan tak berakhir..

11 November 2011 jam 0:02
Share :
Comments
0 Comments