
lihatlah kembali kisah sepasang kekasih d batu telaga cinta itu (situ patenggang).. batu itu masih diam dalam kesendiriannya.. bersaksi bahwa cinta akan tetap abadi dalam hatinya.. dalam jiwanya bersama air mata di ranah peperangan.. Dewi Rengganis.. ki Santang.. sepasang cinta yang telah disatukan takdir dari jarak dan kesetiaan.. juga tentang cinta yang mendalam dan menjadikan seseorang tidak dapat melihat kecuali melihat orang yang dicintainya dalam kisah Qais dan Laila.. tentang sebuah rahasia cinta yang tetap terjaga.. dalam takdir yang tak pernah mewujudkan kebahagiaan mereka..
lalu terjemakanlah.. bagaimana cinta menyediakan air mata dari rahimnya.. air mata untuk ditangisi kebahagiannya dan air mata yang menangisi kepedihannya.. sebuah akhir yang mendewasakan kita dari tatapan suci keabadian cinta.. yang mungkin sanggup mengisi ruang dan waktu yang tercipta dari masa lalu.. hari ini dan mimpi..
...
mimpi aku menyebutnya.. karena aku tak sanggup membicarakan masa depan pada ruang dan waktu.. sebagaimana Israfil yang tetap duduk termangu dalam tahtanya.. dan terdiam bisu ketika penghuni semesta raya tak mampu lagi menahan segala misteri kuasa murkaNya dan bertanya.. kapan kau meniupnya..? atau bisa jadi.. masa depan akan menjadi buta bila digoreskan di antara tetes airmata kelahiran dan kematian yang setia menemani takdir..
bersama cinta tanpa orang yang dicintai, adalah sebuah keheningan yang ada di hatimu.. selain istana megah kebesaran jiwa yang kekal, dan mungkin juga abadi.. dan keheningan itu akan mengikatmu pada sebatang pohon besar kehidupan.. yang akan membuatmu menyerah pada hujaman busur busur cinta yang dilepaskan sang hidup.. namun tidak membuatmu takut untuk tersenyum.. pada sebuah kemuliaan yang berdiri menatapmu.. kemuliaan cinta..
13 November 2011 jam 21:09